Syi’ah dan Al Quran Sabtu, 06-Mei-2006, Penulis: Sumber: Buletin Islam Al Ilmu,Jember Edisi 28/II/II/1425 |
---|
Serupa tapi tak sama. Barangkali ungkapan ini tepat untuk menggambarkan Islam dan kelompok Syi’ah. Secara fisik, memang sulit dibedakan antara penganut Islam dengan penganut Syi’ah. Namun jika ditelusuri –terutama dari sisi aqidah- perbedaan di antara keduanya ibarat minyak dan air. Sehingga, tidak mungkin disatukan. |
Archive for the ‘72 SEKTE’ Category
Bagaimana tidak, perzinaan tersebut mereka kemas dengan nama agama yaitu nikah mut’ah. Tentu saja mereka tidak ridha kalau nikah mut’ah disejajarkan dengan perzinaan yang memang benar-benar diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shalallahu’alaihi Wassallam. Kenyataan-lah yang akan membuktikan hakekat nikah mut’ah ala Syi’ah Rafidhah.
Umar At-Tilmisani
Dia adalah pimpinan umum ketiga dari gerakan Ikhwanul Muslimin, setelah Hasan Al-Banna. Ia telah membuka lebar-lebar pintu menuju kepada kesyirikan dengan mengatakan:
“Sebagian mereka mengatakan, bahwa Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam
memintakan ampun untuk orang-orang, bila mereka mendatangi beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika masih hidup saja. Sementara bagi saya, tidak jelas mengapa dikaitkannya ayat1 dengan permintaan ampun tersebut saat Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam hidup saja. Sementara (menurut saya) dalam ayat tersebut tidak ada pembatasan semacam itu…